Speaker
Description
Artikel ini memaparkan tentang eksistensi pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), khususnya di kasus perguruan tinggi di Jepang. Secara spesifik, makalah ini menjelaskan keberadaan mata kuliah BIPA di perguruan tinggi Jepang, tantangan yang dihadapi, kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering terjadi, dan strategi yang dipakai dalam mempererat hubungan Jepang dan Indonesia melalui pengajaran bahasa. Data-data primer berupa hasil pengamatan penulis dalam mengajar BIPA selama lima tahun dan data sekunder berupa sumber-sumber penelitian lain dipakai dalam artikel ini. BIPA di Jepang diajarkan sebagai mata kuliah wajib dan mata kuliah pilihan. Selain itu, ada perguruan tinggi yang membuka BIPA untuk masyarakat umum melalui program open college. Tantangan pengajaran BIPA yang dihadapi pengajar meliputi karakteristik mahasiswa yang cenderung pendiam dan tidak mau menonjolkan diri, jumlah pemelajar yang cukup banyak untuk level pemula dalam satu kelas, gaya pengajaran Jepang yang menitikberatkan pada tata bahasa dan hafalan, serta perbedaan konteks budaya antara Indonesia dan Jepang dalam berkomunikasi. Berdasarkan pengamatan aspek linguistik, kesalahan bahasa pemelajar BIPA meliputi kesalahan pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, kalimat), semantik dan pragmatik. Strategi-strategi pengajaran yang diterapkan dalam mempererat hubungan kedua negara melalui pengajaran BIPA juga dijelaskan lebih rinci, seperti pelibatan mahasiswa Indonesia dalam kegiatan di kelas dan kegiatan memasak makanan Indonesia.