Speaker
Description
Peribahasa Indonesia merepresentasikan warisan budaya yang menyimpan nilai, norma, dan cara pandang masyarakat. Struktur metaforis yang terkandung dalam peribahasa mencerminkan cara berpikir orang Indonesia dalam memahami realitas. Namun, pemanfaatan peribahasa dalam pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) masih relatif terbatas. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji konstruksi metaforis identitas budaya yang terkandung dalam peribahasa Indonesia serta menelaah relevansinya bagi pengajaran BIPA, khususnya pada tingkat menengah hingga lanjut, untuk pengembangan literasi budaya dan kompetensi interkultural pemelajar asing. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis tematik terhadap peribahasa Indonesia, dengan mengidentifikasi pola metaforis yang berulang. Kategorisasi dilakukan untuk memahami hubungan antara peribahasa dengan konsep budaya Indonesia yang lebih luas. Analisis menunjukkan adanya tujuh domain metaforis dominan, yaitu: (1) keluarga dan kekerabatan, (2) alam dan lingkungan, (3) harmoni sosial dan kebersamaan, (4) kehati-hatian dan kebijaksanaan, (5) emosi manusia dan relasi antarpersonal, (6) pengetahuan dan pengalaman, serta (7) takdir dan keterbatasan manusia. Domain-domain ini menggambarkan bagaimana nilai-nilai budaya abstrak seperti moralitas, tanggung jawab, dan ketabahan dimaknai melalui citra budaya yang konkret dan akrab. Integrasi peribahasa dalam kurikulum BIPA dapat memperkaya kompetensi linguistik pemelajar dan memperdalam pemahaman mereka terhadap identitas budaya Indonesia. Peribahasa, dengan dasar metaforis yang jelas, dapat digunakan sebagai instrumen pedagogis yang efektif untuk menghubungkan bahasa, budaya, dan pemahaman interkultural dalam pengajaran Bahasa Indonesia.
| BIPA | BIPA and others |
|---|---|
| ASEAN | Sosiocultural |
| ART and CULTURAL | Thai and Indonesian Cultural |
| Online / Onsite | online |